Kamis, 23 Februari 2017

Sedang Kalut


Aku baru saja kembali sehabis bertemu dengan seorang kawan lama. Seseorang yang berbagi nama denganku, seolah tidak cukup, iapun berbagi tanggal kelahiran yang sama, zodiak yang sama, kenangan akan kelas-kelas yang sama. Sepertinya memang tidak lagi mengherankan kami berteman cukup baik. Aku tidak pernah takut canggung ketika bertemu dengan Stefani yang satu itu, entah bagaimana aku selalu tahu kami akan baik-baik saja meski bertahun-tahun tidak bertemu. Dan angka ini bukanlah hiperbola.

Aku pulang, memilih satu dari dua baju tidur dan menimbang-nimbang mana yang terbaik. Kadar obsesif kompulsif yang sudah tidak seharusnya. Akhirnya aku mengambil kaos panda kesukaanku, meski yang kuperoleh dari unit kegiatan mahasiswa yang tidak ingin kuingat-ingat. Semata karena baju ini kebesaran dengan lengan raglan (seharusnya) yang juga kepanjangan menurutku sesuai dengan udara Jakarta yang seperti kota Bandung pinggiran. Aku bukan orang yang suka mengenakan pakaian kebesaran, karena tidak ingin terkesan mengkerdilkan diri. Tapi kali ini aku buat pengecualian.

Aku melewati jam-jam pukul sebelas dengan melihat-lihat media sosial seorang kawan yang kukenal dari Paramabira. Belum lama ini kami berdua baru saja makan bersama. Aku selalu suka kepribadiannya yang jenaka, meski aku jadi ingat pernah tanpa sengaja mengatakan sesuatu yang melukai hatinya pada awal perkenalan kami. Tetapi masa itu sudah berlalu dan aku sudah lupa apa intinya. Membuka linimasanya membawaku pada halaman jurnal pribadi yang ia kerjakan sejak lama. Aku selalu suka membaca tulisan-tulisan sederhana yang menggugah. Aku menilai ia punya rasa terhadap sajak dan linguistik yang baik. Aku larut dalam tulisan-tulisannya. Dimatanya, seolah hal-hal sederhana jadi luar biasa, kemampuan yang terbalik denganku (jika dapat dikatakan 'kemampuan'). Sampai pada satu unggahan bertema kehidupan, menceritakan keluh kesahnya menjadi anggota dari ekskul yang kucintai ini.

Disana ia mengaduh, mengutip ucapan seseorang tentang bagaimana ia menjalani perannya sebagai seorang koordinator. Suasana rapat, dikemas seolah bukan, tapi aku tahu. Entah siapa yang ia maksud. Pikiranku melayang menembus ruang dan waktu yang jauh, pada saat itu. Apa aku ada disana? Aku mulai menyuarakan ketakutanku. Apa jangan-jangan aku lupa aku yang bicara demikian? Mati. Sensitivitas ini menggelitik sampai ke inti terdalamku. Aku jadi menduga-duga jika bukan hanya seorang dia, jika ada dia dia lain yang tanpa sengaja kutikam lewat perkataanku yang kumaksudkan sebagai sebuah candaan. Bagaimana jika itu aku?

Melihat unggahannya sebelum itu, betapa ia pun mencintai dan membanggakan Paramabira sepertiku. Ia bilang sesi latihan adalah waktu-waktu yang paling ia tunggu dalam satu minggu. Harapannya akan keikutsertaan konser tahunan dan kompetisi, keterpacuan inginnya menjadi lebih baik. Aku seperti berkaca pada diriku di masa yang lampau. Betapa jauhnya aku sudah sampai disini saat ini. Ia juga menuliskan perasaan kesendiriannya setelah satu tahun vakum dari unit kemahasiswaan ini, tidak nyaman bersama orang-orang lama yang ia kategorikan tinggi hati. Aku pasti satu diantaranya. Meski ia katakan dulu iapun bagian dari mereka--kita. Aku sama sakit hatinya, kau tahu? Pemahaman ini membuatku lari ke jurnalku sendiri. Bagaimana ini? Ia seharusnya tetap mencintai Paramabira. Menyerap perlahan-lahan, lagi-lagi, seperti kertas tisu di permukaan yang basah: bagaimana jika itu aku?

Padahal hari ini hari yang beruntung. Aku berhasil bangun tanpa alarm sebelum pukul dua belas siang, aku mengunduh lebih dari lima jurnal internasional untuk persiapkan skripsi (ya ampun, tahun ini aku skripsi ya!), membuat satu artikel untuk Paramabira, mendapatkan tebengan dari salah satu aplikasi ojek online yang paling jarang kubuka dan melewati jalanan yang bersahabat: lampu hijau setiap kali motor kami lewat. Dibukakan pintu oleh pramusaji yang sama seperti yang terakhir kuceritakan, disapa begitu hangat sambil ia bertanya ringan, "Hai Kak Stef, peppermint petty?"



Lenyap sudah ditelan insekuritas. Aku ini orang jahat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar