Minggu, 11 Desember 2016

Catatan Sedih

Aku mau menulis, tapi apalagi?
Bagaimana lagi kesedihan ini kubagi?

-----

Sembari mendengarkan sebuah rekaman lagu yang bercerita tentang pengantar tidur, aku mengingatmu. Aku mulai menyesali berlalunya tiga tahun tanpa pernah sungguh-sungguh mengenalmu, bersamamu. Aku rasa karena setiap orang dan setiap hubungan punya masanya sendiri, dan kau ada di penghujung. Aku ingat percakapan kita suatu malam, tentang Awal dan Akhir. Kau bilang hiduplah diantaranya. Lalu, bagaimana mungkin jika kau saja hadir pada Akhirnya?

-----

Beberapa waktu ini berat untuk kita. Kita adalah segelintir yang tersisa dari pejuang lain yang dipaksa kehidupan untuk berhenti berjuang di tengah-tengah. Ditempa kehilangan banyak hal dan rasa lelah, kau menyelesaikan masamu. Aku masih punya satu tahun genap untuk kuhadapi. Kau pernah bertanya, bagaimana jadinya kita tanpa semua ini. "Apa maksudmu? Siapa maksudmu?" kataku kala itu. 

Sesuatu yang menjadikan kita ada, sesuatu yang membentuk kita, yang membuat kita jatuh cinta sedalam ini. 

-----

Aku hanya begitu sedih mengetahui kau harus pelan-pelan mulai berhenti. Cresscendo. Lalu tinggal aku yang tidak terbiasa dengan ketidakhadiranmu. Kau menyebalkan, tapi akan sangat-sangat-sangat kurindukan. Terima kasih atas malamnya! Aku.. tidak menyesali apapun.

-----

Tulisan yang buruk.