Selasa, 08 Desember 2015

Last post.

I gotta stop, I know.
Though I've never been good in avoidance.
This, this might be the last time.

Maybe loving you was never meant to be
more than hurting myself just as much.
I gotta stop, I know.

Senin, 07 Desember 2015

Puisi Senada

Sejatinya riak air mataku akan selalu menemukan muaranya di bahumu.
Ada saatnya aku mengelak, lalu akhirnya menyerah pada rindu-rindu yang berisik.
Berjauhan, meski tidak bermusuhan. Menjaga jarak, meredam gemuruh. Berharap kau ada.
Lalu semalam aku melihatmu, menemukanmu tersenyum dalam tatapan yang malu-malu,
dan semua pertahanan yang susah-susah kubangun
luruh, habis, runtuh bersama rindu.
Di titik-titik besar dalam hidupku, apa jadinya jika tidak ada kamu?
Tidak akan ada bahagia yang terlalu atau sedih yang sewajarnya.
Bagaimana jika kau tak ada? Bagaimana jika akhirnya kau pergi?
Kau tahu pilihan untuk pergi selalu ada dalam genggaman tanganmu, bukan?
Kau juga tahu aku selalu ada, menitipkanmu dalam doa pengantar tidur, melepaskanmu jika kamu ingin pergi: percaya bahwa kau akan selalu berpulang.
Terima kasih sudah hadir di waktu-waktu bahagia, di waktu-waktu aku paling ingin kau ada.
Terima kasih sudah memberi jarak, memberi ruang yang kubutuhkan untuk membutuhkanmu,
terima kasih karena dengan begitu aku bernafas.

Semoga seiring kehidupan yang berjalan,
angka-angka terendah dan tertinggi dalam pergerakan waktu,
ada kamu. Cukup ada kamu.