Jumat, 19 Juni 2015

Cabang Rindu


Padahal setiap waktu aku bertemu denganmu bersama sunyi: hanya ada aku, dan kamu yang seperti hantu. Mirip waktu aku jatuh cinta untuk pertama kalinya pada kecantikan kota di waktu malam, sampai aku selalu diam atas hadirnya dirimu di dalam benak. Aku seperti meyakini bahwa ada rindu yang tak perlu dinyatakan, cinta yang tak perlu berisik. Aku menyayangimu, sungguh, dalam racauku pada kesendirian, atau dalam doa yang sederhana di ambang kesadaran: yang menggemakan namamu sampai ke telinga Tuhan. Karena dirimu macam mimpi yang lari-lari di angan siang hari, yang kadang dekat sekali untuk aku dekap, lalu pergi waktu kau mau. Jiwaku ada untuk merindu kala saatnya pergimu tiba.

Padahal kau tidak perlu ada disini. Tapi dalam tatapanmu yang sebentar-sebentar, rasanya aku sudah pulang. Dan rinduku menemukan rumahnya di matamu.



---------------------------------------------------------------------------------
Ini tulisan yang tidak ada maknanya, bahkan mungkin untukku juga. Aku juga bukan orang yang selalu bicara begini begitu soal perasaan. Tapi dirimu, entah bagaimana pun menjijikkannya kata cinta menurutku, adalah definisi yang tepat dari itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar