Kamis, 15 Oktober 2020

Tanda-tanda Kematian

Kematian selalu membawa tanda-tanda. 

Di beberapa kesempatan, tanda itu jelas sekali. Seperti racauan atau omongan yang tidak biasa. Mereka yang hendak meninggal, diberi kelebihan untuk berucap melampaui waktu. Jangan dibakar nanti, aku takut panas api. Maka keluarga yang ditinggalkan punya waktu mencari liang lahat terbaik. Kalau bisa yang di bawah pohon-pohon rindang, sebab dunia orang mati itu hampa udara. Sehingga sebuah tempat peristirahatan diharapkan bisa membawa angin segar. Ada juga mereka yang lebih pemberani, bakar saja aku, katanya, lalu tebar abuku di laut. Dari situ, keluarga menanti dengan waswas, sebab takada yang bisa dipersiapkan. 

Pada kematian lainnya, tanda-tanda tak selalu jelas terbaca. Seperti sayup-sayup angin, hanya berupa perubahan sikap dan gerak-gerik yang tak kasat mata. Kecupan yang lebih lama. Bicara yang lebih halus. Sorot mata yang lebih dalam, seolah menembus melewati batas-batas dunia. Sebab kematian adalah laut yang tenang. Dan mereka yang hendak meninggal, sedang berjaga-jaga agar tak membangunkan apa-apa yang sedang tidur lelap.

Tanda-tanda jangan kautepis. Oleh sebab ketibaannya; kematian itu, sungguh takbisa menunggu siapapun.

*

Ditulis untuk sahabatku, Ridacia Sananta. Semoga kuatnya hatimu seluas langit dan sedalam laut, tahu bahwa ke sanalah perginya; tinggi dan jauh dan lepas, jiwa-jiwa manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar