Minggu, 20 September 2015

Karena selalu.


Mari kita duduk-duduk: di beranda rumah, di bangku taman, di ayunan reot milikku yang dulu, di atas rumput, atau di genting atap. Aku akan memperhatikan caramu tersenyum, atau meniru sudut dan ujung bibirmu yang tertawa. Sembari begitu kita duduk bersebelahan, lalu kita mulai bicara sambil menerka jumlah bintang-bintang. Meski banyak ruang di sekeliling kita, aku akan duduk di sampingmu saja. Karena aku senang berada dekat denganmu.


Mari kita makan bersama. Apapun yang kamu suka! Tidak apa jika harus sayuran, karena katamu menyehatkan dan bagiku seperti sampah. Kita bisa makan di luar jika kamu pikir masakanku hambar atau kurang bumbu. Aku akan menemanimu, sungguh. Dan menyimpan potret dirimu dengan alis bertautan tatkala kamu memilih menu. Aku akan mendengarkanmu bercerita tentang apapun, meski sudah kamu katakan berkali-kali, dengan gayamu yang kuhafal atau logatmu yang menyebalkan, yang akan selalu aku rindukan. Aku tidak akan menyelamu. Karena aku senang mendengarmu bicara.


Mari kita bertemu di satu mimpi yang sama. Dimana aku tidak perlu tahu bagaimana perasaanmu, karena aku sudah tahu. Ketika kamu--seperti saat ini juga--tidak perlu katakan apa-apa lagi padaku, tapi aku merasakanmu sampai ke dasar jiwaku. Semoga aku bisa terus melihatmu begini: tersenyum malu-malu dengan sinar matamu yang penuh ledakan rindu, menggerakan jari-jari tanganmu yang cantik. Karena aku menyayangimu, sesederhana itu.



Aku akan banyak menulis apapun tentang kamu. Bagaimana aku melihatmu, bagaimana harapanku atau perasaanku padamu.. Lalu orang mulai bertanya kenapa. Kemudian aku tahu: karena ketika aku mengingat dirimu, yang kuingat adalah segala keindahan: dalam segala cara teraneh, yang sekaligus menghangatkan dan membahagiakan jiwaku, yang tentu saja hanya aku yang paham..


Maka aku menulismu selalu. Untukku.
Karena aku jatuh cinta.
Selalu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar