Minggu, 09 April 2017

Now Playing: Resah (Payung Teduh)



Aku benar-benar salut dengan orang-orang yang bisa menyimpan segalanya sendirian. Begitu banyak hal, banyak sekali pertanyaan yang berseliweran tumpang tindih sampai-sampai kepalaku sakit. Rasanya jika tidak segera aku tumpahkan aku bisa gila. Aku ini robot yang terprogram untuk mengutamakan mesinku sendiri: agar tidak aus, agar aku tidak mati. Setidaknya begitulah citra diri yang aku pahami. Lelah sekali berpura-pura tertawa, padahal tatapan mataku tidak hanya fokus pada lawan bicara. Mataku sibuk memperhatikan hal lain yang begitu jelas, bahwa aku jatuh hati pada seseorang yang tidak menyukaiku. Tentu saja patah hati bukanlah sesuatu yang kurencanakan dalam waktu dekat, tidak dengan begitu banyak prioritas dan fokus yang harus kukejar. Aku mati-matian menolak, berulang-ulang mengatakan pada diriku sendiri, "tidak apa-apa, kau akan baik-baik saja." Jadi lagi-lagi aku kembali pada masa yang berlangsung, memasang topeng bahagia dan mengatakan hal-hal lucu. Lalu kudapati diriku pulang dan bicara pada ruang mayaku sendirian. Disini aku bisa teriak, meski gema mengembalikannya padaku selalu. Musik sedih yang kuputar sampai batas maksimal semata-mata karena aku takut mendengar isi kepalaku sendiri. Ia menyukai gadis itu. Namun demikian, hendak kukatakan bahwa aku melalui hari ini dengan luar biasa palsu dan berhasil tidak menangis.


Padahal hari ini, aku sedang patah hati sekali..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar