Kamis, 22 Oktober 2015

Pagi penuh doa.

Pagi ini ada namamu muncul. Kamu aneh sekali. Agaknya hanya kamu yang mengerti bahwa hidup itu milikmu, tidak perlu lagi kamu bagikan atas dasar cari perhatian. Kecuali jika kamu pikir hidupmu tidak penting. Kamu tahu tidak? Buatku kamu tetap semenarik itu. Hanya saja, memang aku yang sentimentil, karena aku merasa seperti kamu juga menghapus aku dan ceritaku. Tapi seperti halnya rindu dan cinta, kamu itu orang yang menyuarakan hidupmu diam-diam. Ketika kamu ada, aku tidak perlu lagi pertanyakan apapun tentang hidup, karena kamu adalah wujud nyata hidup itu sendiri.

Aku jadi tahu sekarang, mengekspos hidup bukan lagi prioritasmu. Tapi aku, aku tahu semuanya tanpa perlu kamu pampang sana-sini.
Aku jadi paham sekarang, mungkin aku orang terpilih yang boleh tahu kisah dan cerita hidupmu, atau sesederhana bagaimana rambutmu panjang dan jerawatmu tumbuh.
Aku jadi mengerti sekarang, bahwa canduku sebenarnya ada pada kamu, bukan mediamu.

Pagi ini tidak hujan, tapi anginnya cukup dan mahatahari tidak menyengat. Aku bangun pagi tanpa dering alarm. Pagi ini ada namamu muncul. Baru aku sadar betapa damainya pagi seperti ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar